Dulu bukan mauku untuk dapat duduk di ruangan hijau ini tapi karena orang tuaku. Aku ingin bersama sahabatku berada diruang merah yang mereka kenakan kini. Tapi sungguh pahit rasanya ketikaku meninggalkan ruang biruku tepatnya beberapa bulan yang lalu sekitar 7 bulan mungkin dimana aku berpisah dengan mereka untuk berada diruang hijau ini. Tapi tampaknya aku harus meninggalkan kursi emasku semasa diruang biru dan memberikannya untuk mereka diruang hijau. Apa kalian mengerti maksudku?
Saat itu aku sangat malas menyentuh benda persegi panjang yang dibungkus rapi dengan sampul coklat dan
plastic yang hampir setiap hari kugunakan untuk menulis. Sangat berbeda saat diruang biru hamper setiap malam aku menyentuh benda tersebut dengan hatiku. Tapi kini semua semangat untuk meraih mimpi itu sirna.Aku berusaha bangkit saat melihat angka-angka tersebut tertera dibuku biru yang cukup besar untuk memuat angka-angka yang akan menentukan nasibku. Dan saat kedua aku berusaha bangkit walaupun tak sepenuh hati. Hanya kujalani untuk keinginanku masuk kedalam rungan yang penuh dengan ilmu kehidupan untuk mimpiku menjadi seorang yang mampu mengobati orang lain agar mereka dapat melihat dunia dengan senyuman bahwa mereka sehat. Dan akhirnya aku berhasil masuk ke ruangan tersebut dengan angka-angka yang sepertinya disihir menjadi angka yang sangat menakjubkan untuk kuliat daripada yang pertama .Terima kasih untuk ia yang mengajarkanku ilmu yang tiada hentinya akan kutuntut. Dan kini akan kujalani ruangan ini dengan semanagt agar aku mampu mewujudkan impiku yang tidak hanya menjadi mimpi tapi suatu saat nanti pasti menjadi nyata. PASTI….
Comments
Post a Comment