Skip to main content

Mati Lebih Baik Dari Pada Hidup



Yang bener mati lebih baik dari pada hidup. Hampir banyak orang yang mengatakan ini dengan mudahnya. Apa mereka tahu mati itu seperti apa? Apa mereka tahu setelah mati apa yang terjadi pada kita? Kalau tertabrak lalu cacat ada yang berkata lebih baik mati dari hidup cacat. Kalau setiap orang berpikir seperti ini kurasa banyak orang yang akan mencoba untuk bunuh diri. Iya kan? Bukan kah harusnya bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk dikelilingi oleh orang yang kita sayang, masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Aku saja yang selalu merasa sumpek masih ingin hidup.

Ada beberapa orang termasuk aku terkadang berpikir untuk menyelesaikan masalah yang terlalu rumit rasanya ingin sekali menyelesaikan kehidupan ini. Tapi setelah dipikir-pikir, alangkah bodohnya menyelesaikan masalh tersebut dengan cara seperti itu, sementara orang tersebut hidup bahagia jadi aku juga harus lebih bahagia dari pada si masalah itu. Setuju kan? Lagian Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan yang tak sesuai dengan kapasitas kita. Kalau begitu sebesar apapun masalah kita pasti ada jalan keluarnya.

Mati didalam kehidupan pun bisa terjadi. Ingin tahu? Nyawa masih hidup tapi rohani tidak. Dimana tidak ada ruang didalam hati untuk percaya kepada Tuhan. Apa rasanya pasti sangat kosong, menghabiskan waktu dengan hal yang tidak penting, menyia-nyiakan hidup ini. Bagaimana dengan orang yang percaya dengan Tuhan? Jalan yang dituju selalu terarah. Hatinya selalu penuh sebab ada Tuhan yang mengasihinya.


Menurut anda enakan mati atau hidup and what’s the reason?

Comments

Popular posts from this blog

from blue to purple

Seketika dari waktu ke waktu mulai belajar bagaimana menyembunyikan kekecewaan dan luka yang teramat dalam. Terbiasa dengan berpura-pura bahagia seolah semua baik. Dalam arti berpura-pura bodoh tak mengetahui apapun yang berakhir tersakiti sendiri. Sebenarnya itu adalah munafik sesungguhnya. Salahkah aku bila kecewa ketika hal kecil mulai terlupakan. Salahkah aku marah bila hal mudah terabaikan. Salahkah aku kesal bila ketika hal mudah berubah. Atau aku saja yang merasa segala sesuatu harus sempurna. Tampaknya semuanya aneh. Abstrak. Atau aku saja yang telah mempersulit ini?

Sebuah Profesi

Selamat malam.  Malam ini ada suatu hal yang sangat mengganggu saya. Bermula dari candaan yg buat saya bukan sebuah candaan. Mungkin hal ini akan menjadi sangat sensitif. Tidak ada maksud lain untuk menyindir atau menyakiti berbagai pihak. Hal ini murni dari pemikiran saya yang baru saja terjun ke dunia yang sebenarnya. Seorang jobseeker yang tak layak karna bahkan belum ‘seek for job’ wkwkwkwk. Sebelum memulai ada baiknya anda menyediakan kopi atau teh atau minuman dingin yang bisa menghibur anda dikala anda harus geleng-geleng dalam menyelami pemahaman otak saya. Karena hal ini akan menjadi pembicaraan yang sangat panjang. Jangan tahan pipis karna mungkin nanti anda akan pusing. Tapi saya harap jika anda sudah mulai membaca jangan baca hanya setengah atau ada kalimat yang sengaja diabaikan entah karna jengah, jenuh, bosan, malas, gak paham atau lainnya. Mari kita mulai. “ bidan kan sekarang sedang dipandang ...” katanya sambil menutup sebelah matanya dengan tangannya dan t...

Lagi waras

kali ini gue mau cerita soal enggg oke something yg cukup gue sesalkan. Karna pas saat itu gue memilih suatu hal dengan keegoisan gue tanpa ngeliat apa ya smacam realita yg ada. Mungkin disitu gue ngerasa agak sombong karna mnganggap bhwa gue pantas ngedapetin itu. Gue menutup telinga dr pndapat org2 diskitar gue. Lo tau apa yg trjadi??? I didnt get it. Agak kzl gk sih. Yg harusnya lo bisa lbh mndapatkan yg layak tpi krna lo egois dan angkuh bin sombong ' I didnt get better'. Jadi saran aja sih. Jgn prnh egois dlm hal apapun itu. Hidup bkn soal apa yg lo pengenin itu yg lo dapetin. Got it??