Skip to main content

Keheningan Sebuah Rajutan Kisah

Tak seperti biasanya di siang hari nan menderang ini, aku hanya mengurung diri di dalam kamar. Hanya fokus di depan sebuah  layar sambil menggerak gerakkan jemariku diatas keyboard. Di luar sana terdengar canda tawa, hemm bahagia sekali mendengarnya.

 Sebentar lagi ya sebentar lagi semuanya akan usai, semuanya akan menjadi kenangan yang membekas dan hanya akan menjadi pengalaman sekali dalam seumur hidup. Tak akan bisa terulang lagi tapi kenangan dan senandungnya masih bisa diputar beulang ulang kali dipikiranku. Hm.. mungkin hanya aku saja nantinya yang akan mengingat detil demi detil yang pernah terjadi yang telah terajut menjadi sebuah kisah yang tak mungkin diungkapkan. Padahal baru saja dimulai tapi sebentar lagi ujung dari kisah sudah terlihat jelas, kabut-kabut yang menghalangi sudah mulai menipis seiring dengan munculnya matahari.

Sekarang detik demi detik kunikmati begitu saja kubiarkan mengalir, kini aku tak mau mengejar waktu, biarlah waktu dan aku berjalan beriringan atau bahkan sesuai dengan jalannya masing-masing. Sudah terlalu jauh aku melangkah, dan sudah terlalu jauh juga kubiarkan aku jatuh dalam lubang. Cukup. Kupikir aku terlalu bodoh membiarkan diriku mengikuti setiap langkahmu. Kini aku akan mencoba untuk naik ke atas bersama semua anganku. Yah, walaupun itu sulit aku pasti bisa. 

Ada banyak cerita dibalik semua kisah. Setiap detil kisah itu terajut melalui untaian kata agar mampu membentuk kenangan yang membekas dan kan diingat sepanjang perjalanan kehidupan. Rimpah ruahnya bahasa yang akan menjelaskan uniknya kenangan itu hingga menimbulkan sensasi kebahagian, lucu, sedih bahkan rasa rindu untuk kembali masuk dan mengulang kisah yang sebentar lagi hanya menjadi kenangan. Akan ada kata dulu, pas waktu aku, gak kerasa ya itu semuanya udah berlalu, dan mungkin masih ada sejuta kata yang akan terucap saat bersama sama mereview semua kejadian.

Ya waktu memang berjalan sangat cepat, cepat sekali berlalu. Perih, memang tapi ya mau bagaimana lagi, mengingat semuanya akan berakhir jadi tak mungkin lagi. Sudah terlalu lama aku diam, diam melihat semua kemungkinan yang mungkin saja terjadi. Akankah semuanya berlanjut, banyak orang yang mengatakan biar saja waktu yang menjawab, karna semua masih serba rahasia.

Comments

Popular posts from this blog

from blue to purple

Seketika dari waktu ke waktu mulai belajar bagaimana menyembunyikan kekecewaan dan luka yang teramat dalam. Terbiasa dengan berpura-pura bahagia seolah semua baik. Dalam arti berpura-pura bodoh tak mengetahui apapun yang berakhir tersakiti sendiri. Sebenarnya itu adalah munafik sesungguhnya. Salahkah aku bila kecewa ketika hal kecil mulai terlupakan. Salahkah aku marah bila hal mudah terabaikan. Salahkah aku kesal bila ketika hal mudah berubah. Atau aku saja yang merasa segala sesuatu harus sempurna. Tampaknya semuanya aneh. Abstrak. Atau aku saja yang telah mempersulit ini?

Sebuah Profesi

Selamat malam.  Malam ini ada suatu hal yang sangat mengganggu saya. Bermula dari candaan yg buat saya bukan sebuah candaan. Mungkin hal ini akan menjadi sangat sensitif. Tidak ada maksud lain untuk menyindir atau menyakiti berbagai pihak. Hal ini murni dari pemikiran saya yang baru saja terjun ke dunia yang sebenarnya. Seorang jobseeker yang tak layak karna bahkan belum ‘seek for job’ wkwkwkwk. Sebelum memulai ada baiknya anda menyediakan kopi atau teh atau minuman dingin yang bisa menghibur anda dikala anda harus geleng-geleng dalam menyelami pemahaman otak saya. Karena hal ini akan menjadi pembicaraan yang sangat panjang. Jangan tahan pipis karna mungkin nanti anda akan pusing. Tapi saya harap jika anda sudah mulai membaca jangan baca hanya setengah atau ada kalimat yang sengaja diabaikan entah karna jengah, jenuh, bosan, malas, gak paham atau lainnya. Mari kita mulai. “ bidan kan sekarang sedang dipandang ...” katanya sambil menutup sebelah matanya dengan tangannya dan t...

Lagi waras

kali ini gue mau cerita soal enggg oke something yg cukup gue sesalkan. Karna pas saat itu gue memilih suatu hal dengan keegoisan gue tanpa ngeliat apa ya smacam realita yg ada. Mungkin disitu gue ngerasa agak sombong karna mnganggap bhwa gue pantas ngedapetin itu. Gue menutup telinga dr pndapat org2 diskitar gue. Lo tau apa yg trjadi??? I didnt get it. Agak kzl gk sih. Yg harusnya lo bisa lbh mndapatkan yg layak tpi krna lo egois dan angkuh bin sombong ' I didnt get better'. Jadi saran aja sih. Jgn prnh egois dlm hal apapun itu. Hidup bkn soal apa yg lo pengenin itu yg lo dapetin. Got it??