Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

Menyapa Diri

Hari Ini adalah Hari yang Indah Saya percaya Tuhan itu baik. Sebagaimana Ia yang selalu hadir di tiap detik kehidupan saya. Selama saya kecil hingga saat ini, Puji Tuhan segala kesusahan dan kebahagiaan yang hadir tak serta merta membuat saya lupa akan Dia. Konsep hidup yang ada kemarin di dalam diri saya tampaknya terlalu mulus. Belum mampu untuk mengubah diri saya menjadi lebih dewasa melalui prosesnya. Saya terkesan seperti anak yang baik, pintar dan cakap. Namun ketika mengenali diri saya, konsep tersebut tidak sepenuhnya benar. Ada kala dimana saya tampak bodoh sulit memahami, ada kala dimana saya egois dan cenderung mengamankan diri, dan ada dimana saat saya  lupa akan suatu hal. Saya sangat kritis akan hal hal yang menurut saya tidak baik. Cenderung menjauh dari lingkungan yang sekiranya terlihat tidak menerima kehadiran saya. Saya cenderung anti sosial yang menyukai diam dikamar. Kepercayaan diri saya mengenai diri saya sangat minim. Ketika seseorang mengkritik saya, ...

Hari ini Masih Indah

Gelora itu masih adakah? Bosan dengan semangat dan doa? Jangan kan itu aku pun bosan. Selain kata trsebut apalagi yg bisa dilakukan. Bosan dgn kata 'peduli'. Memang org suka bersembunyi. Berfikir hal tersebut baik baik saja. Berpura pura tertawa, sibuk dan diam. Jangan hibur aku. Aku mengetahui isi hati mu. Apalagi otakmu. Aku pun ingin berbagi tetapi tak ingin dikasihani. Aku fikir susahku akan merusak hari ini atau esok. Jadi aku simpan lagi. Namun semakin hari, aku ingin mengadu dan tak ingin menangis sendiri. Tetapi siapalah aku dimatamu. Hanya asing yg berlalu di sela waktumu. -pagi sabtu. 31/08/2019-

A Moment to Remember

11/08/2019 Belum pernah terfikirkan akan mengalami hal seperti ini. Sebagaimana ombak yang membentuk bebatuan menyelimutinya seolah melindungi serta merta mengikisnya secara perlahan dalam waktu yang lama. Mencintai dengan tulus ternyata tidak cukup untuk bahagia. Hal yang sulit untuk diakui, sembari aku menyadari hanya ada aku pada akhirnya. Rela berdamai dengan egoku, sementara aku masih berharap. Bahkan di saat bayangku sendiri tak mengetahui apa yang dinginkan,  menjarak atau hanya berdiam diri berharap semua berlalu dan tak teringat lagi. Jauh dari saat ini kamu bahkan sudah melepaskan banyak hal. Pada akhirnya kita harus melepaskan apa yang bukan menjadi milik kita. Kamu berhak bahagia. Maka, tolong sayangi dirimu. Seperti kata pepatah hidup bukan tentang mendapat apa yang kita inginkan, tetapi menghargai apa yang kita miliki dan sabar menanti yang akan menghampiri. Teruntuk masa lalu, terima kasih untuk senyuman indahnya. Tuhan pada-Mu, aku mengaku segala dosa yang k...

Bukan Kita. Hanya Kamu dan Aku

Sekali lagi pergi atau tidak adalah suatu hal yang sama. Dengan angan yg terbentang luas berharap semua bisa menjadi nyata dengan akhir yang indah. Menyenangkan pernah berharap menghabiskan waktu dengan bicara.  Menyenangkan pernah mencoba memahami dan mengerti namun selalu diakhiri dengan kebohongan. Dengan maafmu semua berakhir. Ku pernah mendefinisikan maaf sedemikian rupa. Berharap akan ada kesepakatan arti maaf yg sama untuk kita. Aku dengan kesabaranku sudah tidak di tempat yg sama. Seperti kamu dan aku. Kelelahan ini adalah untuk kita. Meski kesedihan yg ada, masih bisa kusyukuri setidaknya kita pernah bahagia bersama. Sakit. Sangat jelas. Kamu dan aku bukan untuk disini. Punggungmu itu yang pada akhirnya selalu kulihat.

Kota yang Indah

Ada hati yg terluka. Teringat suatu hal yg makin lama makin dalam. Ku pernah bercerita ingin menggenggam asa supaya ada harap di sana. Akan tetapi semua itu hanyalah angan. Kamu dan aku berada di garis batas. Seolah mendekat tetapi semakin menjauh. Semua hanyalah muslihat. Hingga kamu seperti ada disana padahal bayang. -14 Maret 2019- Kota Metro

from blue to purple

Seketika dari waktu ke waktu mulai belajar bagaimana menyembunyikan kekecewaan dan luka yang teramat dalam. Terbiasa dengan berpura-pura bahagia seolah semua baik. Dalam arti berpura-pura bodoh tak mengetahui apapun yang berakhir tersakiti sendiri. Sebenarnya itu adalah munafik sesungguhnya. Salahkah aku bila kecewa ketika hal kecil mulai terlupakan. Salahkah aku marah bila hal mudah terabaikan. Salahkah aku kesal bila ketika hal mudah berubah. Atau aku saja yang merasa segala sesuatu harus sempurna. Tampaknya semuanya aneh. Abstrak. Atau aku saja yang telah mempersulit ini?