Rasanya sakit banget seperti ribuan pedang menusuk badan ini . Rasanya pengen menyerah begitu aja tapi sudah tidak bisa . Aku sudah terlanjur memulainya . Awalnya sangat menyenangkan tapi mengapa pada akhirnya rasanya sangat menyakitkan . Ku tahu ini terlalu berlebihan untuk mengekspresikan sesuatu ,tap, ya inilah aku yang tidak bisa diam melihat orang lain menganggap remeh diriku. Sementara aku sudah berulang kali berusaha untuk menghargai mereka tapi dengan mudahnya mereka mencampakkan aku. Aku menganggap mereka seperti sahabat yang kira-kira bakal ada untuk selamanya tapi nyatanya tidak sama sekali agak memalukan sebenarnya tapi ya sudahlah lagian sudah terjadi.
Setiap hari aku melihat kearah jendela berharap hari esok akan lebih baik dari kemarin, minggu lalu, tahun lalu. Aku hanya ingin dimengerti, keinginanku itu tidak muluk-muluk bukan? Aku sudah terlalu lelah dengan kehidupan ini, banyak orang yang asing yang kuusahakan tuk ku mengenal mereka, memahami mereka satu per satu tapi sepertinya hal itu membuatku seperti seseorang yang kurang perhatian. Sepertinya mereka tidak menyambutku dengan senyuman hangat karena mungkin aku terlihat aneh. Yah… Aku akan coba bertahan walaupun akan terlihat sulit.
Setiap hari aku mencoba untuk berlari. Berlari sekuat tenaga dengan seluruh ragaku. Aku berharap ada tangan yang menghentikan gadis bodoh ini untuk berlari dari masalahnya sendiri. Aku berharap tangan itu mau bersahabat denganku. Tangan itu mampu memberikan suatu hal yang baru di dalam kehidupan ini dimana tidak ada sebuah kemunafikan yang ada sebuah kesetiaan. Kesetiaan yang tulus berasal dari lubuk hati untuk mau bersahabat denganku.
Setiap hari membayangkan aku dapat tertawa, menangis dengan lepas tanpa ada beban di hati ini. Tapi rasanya itu sangat tidak mungkin. Bagaimana mungkin gadis bodoh ini tahu bagaimana cara tertawa, cara menangis sementara aku tidak tahu apa yang kurasakan. Aku seperti batu, sifatku yang keras membuatku tampak seperti orang yang memalukan.
Setiap hari aku selalu berkhayal bahwa aku adalah orang yang bahagia didunia. Hampir seluruh keinginanku akan selalu ada di dunia tersebut. Bahkan aku berpikir hidup didunia khayal sangat menyenangkan dibandingkan harus hidup didunia nyata yang sangat membosankan ini. Apa aku tinggalkan saja kehidupan ini? Aku hanya orang yang biasa yang menginginkan suatu kebahagian akan menghampiriku dan menyelimuti hingga akhir hayatku yang tak kuketahui kapan.
Suatu akhir yang menyedihkan saat mengetahui diriku hanya seorang diri disini berdiam menatap kesunyian yang berada di depan mata. Aku selalu bertanya kapan hal ini akan usai. Kapan? Apa aku tahu? Ku harap kau tahu agar aku tidak terus mencari sebuah jawaban yang tak pasti. Air mata yang sudah tak mampu kutampung akhirnya keluar juga pertanda bahwa aku menyerah.
Comments
Post a Comment